Hari ini, masyarakat dunia kembali memperingati Hari Bumi. Hari Dimana isu-isu penting terkait kelestarian alam dan lingkugan kembali digaungkan. “Planet vs Plastic” menjadi tema besar peringatan Hari Bumi di tahun 2024 ini. Karena seperti yang telah kita tahu, plastik merupakan salah satu limbah rumah tangga yang paling sulit terurai. Bukan tidak bisa, bisa… namun sangat sulit dan membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun atau bahkan berpuluh-puluh tahun lamanya untuk dapat betul-betul terurai. Dan setelah terurai pun, partikel mikroplastik yang dihasilkan biasanya justru menjadi polusi yang tak hanya mencemari lingkungan namun turut berdampak pada biodiversitas, krisis iklim, hingga kesehatan manusia.
Di Indonesia sendiri, jika kamu berbelanja di minimarket atau swalayan semisal Indomaret atau Superindo misalnya, kamu mesti membeli atau membawa tas belanja sendiri. Karena sudah tidak ada lagi kantong plastik yang disediakan. Maka jika belanjaanmu cukup banyak misalnya,dan tas belanjamu tidak mampu menampung semua belajaan tersebut. Kasir biasanya akan menawarkanmu untuk membeli dus tambahan untuk memuat semua belanjaan tersebut. Tentu perubahan ini tak lantas disambut baik oleh masyarakat. Karena banyak juga yang ternyata lebih senang menggunakan kantong plastik ketimbang tas belanja. Tak sedikit yang bahkan justru meminta kasir untuk mengembalikan kehadiran “kantong plastik” saat mereka berbelanja. Karena kebiasaan untuk membawa tas belanja ternyata bukanlah sesuatu hal yang populer di negeri ini.
Padahal dari sisi kesehatan, setiap kita ternyata berpotensi menelan 5gr partikel plastik setiap minggunya jika kebiasaan menggunakan kantong plastik ini terus berlanjut. Yap, hal ini mengacu pada studi yang dilakukan oleh WWF pada tahun 2019 lalu. Karena berdasarkan data yang ada, setiap tahunnya seluruh penduduk bumi menghasilkan kurang lebih 400 juta ton limbah plastik dari sampah rumah tangga. Angka ini terus meningkat sebanyak 19.000% dalam 100 tahun terakhir. Padahal, hanya sekitar 5-6% dari limbah tersebut yang dapat didaur ulang.
Maka salah satu hal kecil yang bisa kita lakukan sekarang adalah sebisa mungkin mengurangi "konsumsi" plastik. Saat membeli sayur misalnya, bawalah tas belanja sendiri. Karena warung-warung sayur biasanya masih menggunakan kantong plastik sebagai wadah belanjaan. Begitupula dengan warung-warung sembako atau kelontong pinggir jalan yang sayangnya belum terlalu perduli dengan isu ini. Begitupula saat berolahraga, alih-alih membeli air mineral yang dikemas dalam botol plastik, bawalah minum sendiri dengan menggunakan tumbler. Harapannya, produksi limbah plastik dapat berkurang hingga 60% pada tahun 2040 mendatang. Sebab saat ini, jika ingin berkaca pada data yang ada, setiap menitnya 1jt botol plastik terjual dan 5 triliun kantong plastik digunakan setiap tahunnya. Angka yang tentu saja amat mengkhawatirkan. Tak heran jika PBB melalui UNEP (The United Nations Environment Programme) kemudian memberi peringatan bahwa plastik telah dan akan menjadi bagian dari sejarah fosil bumi serta penanda waktu geologi bumi. Tak cukup hanya sekedar mengatakan bahwa kamu prihatin dengan hal ini, karena yang dibutuhkan oleh Bumi adalah action kita. Sekecil apapun itu, buat Bumi terus tersenyum.
Selamat Hari Bumi :D