Friday, April 13, 2012

e-KTP, Antara Bukti dan Wacana dari Keseriusan Pemerintah


Adakah diantara anda yang sudah atau mungkin baru diundang untuk membuat e-KTP (KTP Elektronik Indonesia) didaerah anda masing-masing?

Jika sudah, ada satu hal yang ingin saya tanyakan kepada anda, menurut anda, sesuaikah iklan serta sosialisasi e-KTP yang selama ini anda dengar atau anda baca lewat media apapun, dengan apa yang anda rasakan sendiri ketika anda membuatnya di Kecamatan setempat?

Dan klo saya boleh tau, sudah cukup puaskah anda dengan pelayanan yang anda terima saat pembuatan e-KTP ini didaerah tempat tinggal anda masing-masing?

---

Klo boleh jujur, saya sendiri masih kurang puas dengan pelayanan yang saya terima saat proses pembuatan e-KTP ini kemaren pagi ...

Kenapa?

Pertama, karena begitu sampe di Kecamatan, gak ada satu pun poster, arah dengan tanda panah, atau petunjuk lain yang saya temui disana, yang memudahkan saya untuk mengetahui apa proses pertama yang harus saya lakukan disana...

Kedua, saya susah untuk ngebedain mana antrian untuk ngambil nomor urut dan mana antrian untuk mendaftarkan diri secara manual untuk mendapatkan nomor urut, karena kemaren pagi saya ngeliat ada 3 baris antrian gak beraturan yang begitu saya tanya sama orang-orang yang udah ngantri duluan, mereka pun bilang klo mereka gak tau harus kemana dulu dan harus ngapain dulu, dan buat saya itu PeeR buat orang-orang Kecamatan...

Ketiga, saya cuma bisa ketawa, begitu tau klo sistem antrian yang dipake sama orang-orang kecamatan ternyata gak dipake secara maksimal... maksudnya? ntar saya jelasin

Keempat, Dari 7 Loket yang dibuka sama orang-orang kecamatan, cuma 1 Loket yang akhirnya dipake untuk proses pembuatan e-KTP ini, dan waktu nyadarin hal ini, saya cuma bisa bilang "Gak guna nih orang Kecamatan bikin Loket banyak-banyak"

Kelima, sistem pemanggilan nomor urut yang dipake sama Kecamatan, sempet bikin beberapa orang bingung, karena si sistem yang dipake ini selalu melewatkan nomor antrian genap, sehingga yang akan tayang di LCD TV hanya nomor antrian ganjil, sekalipun memang ada suara yang memberitahukan nomor sekian ke loket sekian dan seterusnya, tapi tetep aja, menurut saya tuh sistem mesti dibalikin ke Developernya untuk diperbaiki.

Keenam, saya ngeliat ada kekurang siapan dari pihak Kecamatan untuk melaksanakan program ini, kenapa? karena sebagian besar operator yang saya liat disana justru anak-anak SMA dengan almamater mereka masing-masing...

Ketujuh, Step by stepnya terlalu muter-muter, saya kasih satu contoh, ketika nomor urut saya dipanggil saya mesti ke loket untuk ngasih undangan serta fotocopy KTP saya, dan harus nunggu nama saya dipanggil lagi, tapi begitu nama saya dipanggil ternyata saya cuma dipanggil untuk tanda tangan (verifikasi mungkin) dan disuruh nunggu lagi sampe nama saya dipanggil untuk kedua kalinya dan baru mengikuti proses pembuatan e-KTP...

Kedelapan, Saya liat gak ada tenaga OB atau Cleaning Service di Kecamatan, atau cuma sayanya aja yang gak ngeliat? saya nggak tau, yang pasti gak ada satupun orang kecamatan yang ngebersihin tumpahan kopi disana sejak saya dateng sampe saya pulang...

Kesembilan, alat yang dipake untuk pengambilan sidik jari, retina mata, serta tanda tangan elektroniknya, menurut saya punya waktu delay yang lumayan lama, khususnya untuk retina mata, karena saya perlu melotot beberapa kali cuma agar mata saya bisa kebaca :swt:

Kesepuluh, saya cuma bisa senyum waktu saya ngeliat ada orang yang tanpa undangan bisa bikin e-KTP cuma karena dia kenal sama orang-orang Kecamatan, dan tanpa mau ambil pusing saya cuma bilang "Oiya, gue lupa, ini kan Indonesia hahaha.... "

Dan berikut lanjutan cerita dari saya saat proses pembuatan e-KTP kemaren, klo anda masih tertarik untuk lanjut baca:

Jujur, saya agak Horror waktu dapet undangan dari Pak RT untuk bikin e-KTP ini, karena dari sekian banyak cerita yang saya denger dari orang-orang yang udah duluan bikin, rata-rata dari mereka pasti bilang klo e-KTP ini lumayan nyita waktu, bahkan ada yang udah daftar dari siang, tapi baru dipanggil jam 12 Malem. Ditambah lagi, ada temen saya yang udah bikin dari 7 bulan lalu dan sampe sekarang ternyata belum jadi juga...

Dan sampe akhirnya dapet Undangan itu pun, jujur saya gak tau fungsi dari e-KTP ini untuk apa nantinya? dan klo saya bikin e-KTP ini untungnya buat saya tuh apa?

Dan karena saya termasuk orang yang males untuk ngelakuin sesuatu yang saya gak tau nilai manfaatnya, akhirnya saya masuk ke Officials website dari e-KTP ini (e-ktp.com), dan baca beberapa artikel yang antara lain menyebutkan bahwa e-KTP ini nantinya akan digunakan untuk menanggulangi pemalsuan KTP yang selama ini marak dimasyarakat, Mendapatkan informasi yang valid untuk database kependudukan, untuk e-Voting dalam pemilu selanjutnya, dan untuk e-Health yang katanya akan digunakan sebagai rekam sejarah kesehatan masyarakat.

Biarpun sampe detik ini, saya masih ragu sama semua wacana itu, kenapa?

Pertama, yang penting untuk nanggulangin pemalsuan KTP tuh dari segi psikologis adalah pembangunan watak yang baik di lingkungan pemerintah, klo untuk bikin e-KTP aja orang yang kenal sama petugas kecamatan bisa bikin e-KTP tanpa ngantri, bukan gak mungkin biarpun e-KTP ini berlaku nantinya, akan tetap terjadi pemalsuan.

Kedua, klo dibilang untuk mendapatkan informasi yang valid bagi database mereka, saya justru mau nanya lagi, apa selama ini, dari Indonesia merdeka sampe sekarang ini pemerintah gak punya Database kependudukan yang valid? sedangkan klo kita mau ngitung dalam hitungan tahun harusnya pemerintah tuh udah bikin Datawarehouse untuk kependudukan.

Ketiga, klo e-Voting beneran diterapkan, saya gak yakin angka-angka yang dihasilkannya itu akan valid, karena klo saya bisa masuk ke sistem mereka aja, saya bisa kan dengan mudah ngeganti angka-angkanya? ditambah lagi, gak semua masyarakat Indonesia itu udah melek IT, jadi biarpun ada e-Voting nantinya saya jamin gak mungkin pemilihan lewat TPS ditiadakan.

Dan terakhir, klo ngomongin tentang e-Health, saya pernah baca sebuah jurnal yang juga menjelaskan tentang itu, yang klo saya gak salah akan diterapkan dengan sistem pakar oleh si pembuat jurnal itu, jadi gak terlalu ada yang baru saya rasa dari e-Health ini nantinya.

Tapi diluar semua pendapat ngawur saya itu, akhirnya kemaren pagi saya dateng untuk ikutan bikin e-KTP ini, eum... mungkin sekitar jam 8 kurang 15 menit saya sampe di Kecamatan, dan ikut daftar untuk dapet nomor urut. Dan begitu nama saya dipanggil untuk dapet nomor urut 96, saya keluar untuk ikut nunggu antrian dari luar karena didalem selain ngantuk saya ngerasa udaranya udah sumpek banget...

Dan selama diluar itulah saya akhirnya tau klo pendaftaran mulai dibuka pukul 07.30 AM, jadi klo besok-besok ada diantara anda yang baru pengen bikin e-KTP saya sarankan anda berangkat jam 7-an dari rumah klo letak Kecamatan lumayan jauh dari rumah anda, jadi begitu sampe disana anda gak harus ngantri panjang-panjang, karena saya yang dateng jam 8 kurang lewat 15 menit aja, mesti nunggu sekitar 2 jam sampe akhirnya nama dipanggil ke loket pembuatan e-KTP :)

Oiya, diawal tadi saya sempet bilang klo Sistem Antrian di Kecamatan gak dipake secara maksimal kan ya? jadi gini, setau saya, untuk pembuatan sebuah sistem antrian tuh paling nggak dibutuhin sebuah PC, tablet atau apapun yang bisa dipake untuk nanem sistem itu dan dibutuhin sebuah TV, entah LCD atau apapun supaya yang ngantri tau, harus berapa lama mereka nunggu...

Tapi dari yang saya liat kemaren, ternyata orang-orang kecamatan make sistem itu secara lebih cerdas lagi, yaitu pertama, mereka make sistem untuk penginputan hanya untuk ngeprint nomor urut, dan begitu 200 nomor urut pertama selesai mereka print, mereka menyediakan sebuah kertas untuk pendaftaran yang bisa ditulisi secara manual oleh pendaftar untuk mendapatkan nomor urut, dan baru setelah mereka mendaftarkan diri nama mereka akan dipanggil oleh petugas kecamatan untuk diberikan nomor urut, dan dipersilahkan untuk menunggu sembari mendengar dan melihat sistem antrian satunya lagi untuk mengetahui nomor urut yang dipanggil. Dan buat saya itu bener-bener sistem yang aneh yang gak tau dibuat oleh siapa dan kenapa mau-maunya dipake sama orang kecamatan...

Intinya, biarpun sebagai warga negara yang baik saya udah ikut serta menyukseskan e-KTP ini, saya ngerasa klo pemerintah sendiri masih belum siap untuk melaksanakan mandat e-KTP ini, dan dari pada janji kesana-kesini bahwa tahun sekian akan selesai dan seterusnya, menurut saya lebih baik klo e-KTP ini dihentikan dulu sampe pemerintah bener-bener siap dan punya tujuan matang untuk pembuatan e-KTP ini, karena klo nantinya cuma akan dipake sebagai bukti kependudukan, lha terus bedanya sama KTP yang saya punya saat ini tuh apa? haha...

Ps: Postingan ini sekaligus ikut menjadi postingan pilihan di BlogDetik (Here)



#e-KTP #Kecamatan #KTPElektronik #Indonesia



Ratings: 4.5


24 comments:

  1. hmmmm..............
    saya belum dapat undangan e-ktp tuh.....
    :P

    ReplyDelete
  2. makasih banget sharingnya Kang, kebetulan KTP ku mati, hihi...
    kalau dari segi kesiapan, iya bener juga, harus siap semuanya, misalnya pegawai harus siap dan bisa dgn lancar menggunakan alat2 yg baru, kl mereka masih training menggunakan alat2nya, sedang antrian udah sampai nomor sekian ratus, ya wajar aja kl banyak yg ngeluh saat membuat e-KTP ini.
    sering baca status mengeluh juga, bahkan harus datang lagi keesokan harinya, dan harus antri lagi....

    ReplyDelete
  3. Kok bikin e-ktpnya ke kecamatan sob? Bukannya di kelurahan.. Kalo w ke kelurahan bikin e-ktp cuma bawa undangan aja enggak perlu fotocopy KTP. Tapi pas bikin e-KTP nya enggak langsung jadi nunggu beberapa bulan.. Ini aja belum jadi juga padahal udah foto kira-kira Desember kemaren..

    ReplyDelete
  4. @ Dihas Enrico: Klo gitu tunggu puteran selanjutnya ... nanti juga dapet undangan, atau klo emank nomor induk KTP njenengan udah yang baru biasanya tanpa perlu undangan nama njenengan ada di database mereka, jadi bisa langsung bikin klo mau...

    @ Mbak narti: Sebenernya sih yang bikin prosesnya lama tuh bukan karena antriannya panjang Mbak, tapi karena loket antriannya gak ada yang dibuka hhe... :)

    @ fb: Iya, klo ditempat saya langsung di Kecamatan semua, kelurahan gak ngurusin pembuatan e-KTP cuma ngurusin pendataan untuk ngasih undangan aja ke RW-RW setempat...

    Dan untuk undangan, klo nomor induknya baru bisa tanpa undangan karena otomatis kedata, tapi klo nomor induknya lama gak bisa... klo untuk jadinya, sekitar 1 tahun kata orang Kecamatan hahaha...

    ReplyDelete
  5. blm bikin dan blm diundang... stress deh kalau sistem antrian kayak gitu dan tanpa informasi yg jelas

    aku selalu kesulitan mendengar kalau di keramaian

    ReplyDelete
  6. belom dapet undangannya gan..di daerah saya malahan baru nyampe kabupaten belom ke kecamatan,,,

    ReplyDelete
  7. Saya sendiri belum bikin e-ktp dan untuk bikinnya, saya musti pulang ke Lombok neh karena saya tercatat masih warga Lombok Timur meski berdomisili di Malang

    ReplyDelete
  8. kayaknya memang semua belum siap tuh kang... misal semua loket dibuka, yg didalam hanya sedikit orang2 yg bisa mengoperasikan alat2nya yg tergolong baru ya sami mawon :D
    atau memang alat2nya jumlahnya terbatas?
    gimana dgn para pegawainya yg tiap hari melayani antrian membludak seperti itu? stress gak? bikin kerja gak efisien :D

    gak usah dijawab kang, ngomongin soal seperti ini saling berkaitan satu sama lain, dan seperti tiada akhir. :)

    ngomong2 e-KTP jadi berapa hari? atau sekarang udah jadi nih?

    sistem ini mengadopsi SIN (single identity number) yg di LN bukan sih?

    terus bagaimana dgn urusan misalnya rekening bank, yg saat awal buat rekening masih menggunakan KTP lama, trs sekarang ganti e-KTP, apakah data sudah bisa langsung digunakan? jangan2 ntar sama petugas banknya ditanyain, KTP lamanya mana? *gubrak*

    punten jadi panjang lebar, syukur kalau ada saran berhubung KTPku mati :)

    ReplyDelete
  9. malah e-ktp saya belum ada yang jadi :)

    ReplyDelete
  10. kalo di tempatku ga begitu ribet sih mas. walopun cuma dua loket, tapi fungsi semua. cuma.. masalah jadinya e-KTPnya kapan itu yang masih jadi mitos. hehe

    ReplyDelete
  11. @ Ario Antoko: Klo bisa gak dapet undangan, aku sebenernya lebih milih gak diundang haha...

    Oiya, kemaren pagi aku juga ngobrol sama orang yang kebetulan pake alat bantu dengar, gara-gara gak dapet Informasi yang jelas dia sampe bolak-balik ke kecamatan selama 3 hari cuma buat bikin 3-KTP doank... awalnya kata dia dateng malem, begitu sampe sana kata orang kecamatan paling masih 2 jam lagi pak mending pulang aja dulu, begitu 2 jam dia balik lagi kecamatan udah tutup...

    @ Obat Herbal Stroke: Walah, lebih repot lagi klo gitu, mesti dateng ke Kabupaten cuma buat bikin e-KTP haha..

    @ Lalu Abdul Aziz Mhd : Dapet biaya dari Pemerintah nggak tuh Kang buat pulang ke Lombok? kan ini acara pemerintah bukan acara sampean yang emank pengen pulang kampung hhe... kemaren temenku juga sampe pulang ke Jogja untuk bikin e-KTP

    @ narti : Dibilang alatnya terbatas mungkin nggak Mbak, soalnya aku liat dimasing2 meja (loketnya maksudku) ada alatnya masing2 kaya Kamera Digital, Alat buat ngambil sidik jari, tanda tangan digutal, dan retina, tapi emank dasar kurang siap aja mungkin makanya yang buka cuma 1 loket...

    Untuk jadinya, kata orang kecamatan sekitar 1 Tahun *GUBRAK!!!

    Untuk SNI... Yupz, tepat e-KTP emank mengadopsi single identity, biarpun aku belum tau akan berguna nggak klo di Indonesia :)

    Klo untuk masalah rekening Bank atau akun lain, tetep gak perlu dirubah2 kok Mbak, soalnya KTP lama ikut berlaku didaerah masing2, karna si e-KTP ini katanya cuma buat identitas nasional, contohnya kaya anak sekolahan aja kan punya nomor induk sekolah punya nomor induk nasional tuh, nah e-KTP kaya gitu...

    Untuk KTP mati, Mbak tinggal dateng ke Kecamatan, perpanjang (bawa fotocopy KK), abis ikutin aja instruksi mereka, kaya suruh foto, dll... nanti Mbak ngurus perpanjang sekaligus sama e-KTP masuknya... KTP biasa jadi 2 minggu, e-KTPnya tahun depannya... jangan mau klo dimintain biaya Mbak, itu Gratis...

    @ BlogS of Hariyanto: Lha emank sampean bikin berapa biji kang? kok belum ada yang jadi? hahaha

    @ naharisme: 1 Tahun kang katanya...

    ReplyDelete
  12. wahhh kemarin pas di dearah gw (jambi) bikin e-ktp gw masih ada d jakarta,, lewat deh kesempatan gw bikin e-ktp... :p

    ReplyDelete
  13. makasih masukannya Kang.
    jd kita tetap bikin KTP manual dan bikin e-KTP gitu toh?
    malah identitasnya punya 2 donk kalau gitu?
    nomor yg tertera di KTP dan e-KTP berarti beda yah?
    temen2 ada yg udah punya e-KTP?
    masa jadinya 1 tahun sih? hadehhh....

    ReplyDelete
  14. jangan2 kite satu kecamatan #glunthang
    baca prosedurnya nyong jd males mo hadir
    saya agak Horror waktu dapet undangan dari Pak RT, sama pak lha gara2 undangan itu inyong harus bikin ktp yg kedua(baru bikin ktp sekali seumur idup wkwkwk)
    bingungnya lagi lha dua ktp mo buat apa?
    banyak program aneh yang gak jelas arahnya; inilah negeriku kini :D
    pak bangun, dah siang.. dicariin pak camat.. kabuur

    ReplyDelete
  15. berharap lancar saja dalam pembuatan ktp baru ini

    ReplyDelete
  16. yg menyebalkan..daftar E-KTP sekarang, jadinya 6 bulan kemudian...Cmiiw

    ReplyDelete
  17. nulis lagi, punten...
    apakah ini baru semacam pendataan begitu? nanti jika sudah semua penduduk terdaftar, KTP manual dihilangkan?

    kalau manfaatnya sih banyak kang, misalnya, bentar lagi bandara pakai sistem sensor retina (sekarang udah belum ya? kayaknya belum deh), jadi napi gak bisa jalan2 ke LN meski pakai wig. :D
    Karena identitas tiap orang hanya 1, gak ada yg ganda.

    Lebih jauh mungkin bisa melaksanakan Pemilu online *sambil nunggu entah kapan terwujud*

    dll

    ReplyDelete
  18. ah dari awal, pendataan kita emang buruk kok fer.. udah ada KTP atau sensus, tapi warganya masih aja didata buat pemilu atau pilkada? aneh kan? :(

    ReplyDelete
  19. wah ndilalah.. saya kemarin..ndak antri panjang om.. nunggu kurang lebih.. 10 menit..poto deh.. cuman memang yang disayangkan adalah kenapa harus dikirim pusat data tersebut.. padahal namanya saja e ktp.. seharusnya poto langsung jadi ktp tersebut.. seperti halnya kalau kita bikin akun di bank.. begitu daftar.. selesai data sudah terinput.. di pusat.. eh malah sampai sekarang belum jadi pula ktpnya..

    ReplyDelete
  20. memang benar benar akurat data yang tersimpan dalam ektp mudah mudahan dapat mengurangi tindak kejahatan di masyakat

    ReplyDelete
  21. memang benar benar akurat data yang tersimpan dalam ektp mudah mudahan dapat mengurangi tindak kejahatan di masyakat

    ReplyDelete
  22. saya hari ini rencana mau ngambil ektp yang udah jadi. yah, memang sih kegunaan e-ktp itu sendiri masih belum begitu jelas apalagi buat orang desa seperti saya ini, yang hanya bisa mengikuti apa yang ada.
    trims
    zaenal

    ReplyDelete
  23. alhamdulillah tahun ini saya sudah punya e ktp

    ReplyDelete