Ooo... kui tah kang lampu jalan sing njenengan maksud?
Ho...oh... kebetulan pas lagi main ke rumah 'lek ku akhir bulan lalu, pas lagi ada pemasangan lampu jalan PJU disana.. jadi sembari namu, yo sambil tak amati, sisan tak jeprat jepret 1-2 foto hehe...
Tapi rumangsaku kok duwur men yo kang?
Rumangsaku yo ngono jane...
Wong nek tak bandingin hampir 11 12 kok sama tiang panjat pinang 17-an wingi #Glunthang
Mangkane cahaya lampune yo dibilang terang banget enggak, dibilang gelap remang-remang yo ora...
Soale ya itu tadi, untuk ukuran jalan setapak kaya gang gini, jujur ae tiang lampune memang agak ketinggian menurutku...
Cuma yo balik lagi, kar'na program ini sendiri sedari awal memang ditunjukkan untuk penerangan jalan umum (dengan definisi jalan yang mungkin dianggap cukup ramai dilalui oleh kendaraan bermotor), dan bukan untuk jalan setapak (sekalipun jalan setapak juga bisa dikategorikan sebagai jalan umum yang dilalui warga), jadi klo secara general sih, tinggi tiang lampu diatas mungkin bisa kita kategorikan cukup proporsional untuk dipasang dimanapun.
Dan tanpa bermaksud ngebagus-bagusin kinerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Tangerang, harus tak akui klo pemasangan lampu PJU ini sendiri tergolong cukup cepat. Beneran... saya bisa bilang kerja mereka cepat, karena saya kebetulan nyaksiin sendiri pemasangan lampu ini mulai dari awal para pekerja mbobok tanah sampe tiang lampu tersebut berdiri.
Dan jujur aja... kerjanya pun bisa dibilang cukup terstruktur, soale sebelum mereka mulai masang, tak amat-amati tukang-tukang yang pada masang lampu PJU ini, memang kaya udah tau jobdesk mereka itu apa dilapangan.
Ada yang bertugas nentuin titik dimana lampu-lampu tersebut akan dipasang, ada yang bertugas mbobok jalan, ada yang bertugas ngangkutin puing sisa bobokan jalan, ada yang bertugas ndiriin tiang lampu dan ada juga yang bertugas nyambung kabel listrik antar tiang lampu tersebut dan memastikan lampu PJU tersebut bisa nyala.
Makanya gak heran, klo proses pemasangan lampu PJU ini bisa kelar lumayan cepat. Soale antara pekerja yang satu dengan petugas yang lain memang gak main tunggu-tungguan dan numpuk di satu titik. Tapi secara bergantian nyelesain tugas mereka masing-masing.
Dan kalaupun ada yang mau saya kritisi, paling ya cuma durasi nyala lampunya aja sih... Soale tak denger-denger lampu PJU ini memang nyala dan mati secara otomatis sesuai settingan dari para pekerja elektrikal yang ada di lapangan. Sebuah inovasi cerdas yang tentu harus sama-sama kita apresiasi.
Cuma ya durasi nyalanya itu tadi sih yang amat disayangkan, soale lampu PJU ini tak amati justru udah mulai nyala dari jam 11 siang dan malah mati tepat jam 11 malem. Jadi, mulai jam 11 malem sampe besok paginya, lampu PJU ini justru sama sekali nggak berfungsi untuk menerangi jalan. Padahal kalo boleh jujur, penerangan kaya gini ini sebetulnya justru dibutuhin warga mulai dari malam hingga pagi hari.
Dan disinilah sebetulnya peran serta aktif dari warga masyarakat sekitar dan para perangkat desa dibutuhkan untuk menyempurnakan program dan tugas yang diemban oleh pemkot setempat. Soale tanpa ada aduan dari masyarakat, pemkot yo jelas gak bakal tau misal ada kekeliruan teknis macem gini ini.
So, alangkah jauh lebih bijak jika setiap pihak ikut ambil bagian dalam menyempurnakan setiap program baik yang dirancang oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah :)
Iklan layanan masyarakat ini disampaikan oleh .... #Gedubrak