Selamat Pagi Sahabat DJ Site Semua,
Sebelumnya saya mau minta maaf dulu nie, kemaren saya Cuma bisa menunaikan tugas saya buat posting Award, tapi ga bisa Blogwalking ke Blog sahabat semua karena ada urusan pribadi dan itu yang mau saya posting hari ini.
Sejujurnya saya ga kepengen sama sekali ng’bahas tentang pemerintahan, korupsi atau sejenisnya Cuma karena ini yang saya alami hari Rabu lalu jadi saya Cuma mau Share dan berbagi kepada Sahabat DJ Site semua dan silahkan anda nilai sendiri.
Bangsat, Anjing, Bajingan……………..Itu kata-kata indah yang mau saya lontarkan untuk orang-orang yang duduk manis di kursi pemerintahan especially(terutama) untuk orang-orang Kecamatan. I’m so Sorry(Saya minta maaf banget) klo ada diantara Sahabat DJ Site yang bekerja di Instansi Pemerintahan khususnya di Kecamatan. Jujur saya ga pernah niat untuk meghujat apalagi kurang ajar sama orang-orang di Instansi tersebut Cuma karena yang ngalamin saya sendiri jadi ya mau diapain lagi klo yang keluar dari mulut saya kata-kata itu.
Emanknya apa yang saya alami?
Tepatnya Rabu malam kemaren, beberapa orang yang Ngakunya dari Kecamatan dateng ke rumah Kakak saya, lengkap bersama dengan Ketua RT keparat untuk ketemu sama Kakak saya selaku pemilik rumah tersebut. Nah, trus apa yang salah? Buat saya cara mereka yang salah.
Kenapa?
Sebelum saya kasih tau kenapa, saya mau jelasin dulu klo Rumah Kakak saya itu punya surat-surat yang lengkap bahkan Sah secara hukum, malahan pengembang perumahannya masih hidup tuh yang dulu Ng’bangun kompleksnya. Dan sekarang Rumah tersebut sedang dalam tahap Renovasi dari bentuknya yang semula.
Lanjut ke Cerita saya sebelumnya, Kenapa? Karena tau-tau mereka dateng dan minta sejumlah uang dan klo ga dikasih mereka bilang mau Ng’rubuhin rumah yang sedang dalam tahap Renovasi tersebut. What? Atas dasar apa mau ng’rubuhin rumah tersebut? Itu yang saya ga ngerti, tapi sayangnya saat itu saya ga ada dirumah dan kebetulan Kakak saya pun ga ada dan Cuma ada Orang Tua saya. Dan karena Orang tua saya itu patuh hukum (biarpun hukumnya ga pernah saya denger), jadi rabu malem itu, orang tua saya terpaksa bayar sejumlah uang ke Ketua RT keparat itu biar orang-orang dari kecamatan itu mau pulang dan dateng besok paginya karena udah agak malem.
Dan apa masalahnya selesai? Hho ternyata nggak, dan anda mau tau berapa yang mereka minta? Saya ga akan nyebut angkanya, tapi kira-kira 10% dari harga rumah itu. Jadi andai itu rumah seharga 100 Jt ya berarti 10 jt yang mesti dibayar. Dan anda tau apa alasan mereka? Mereka bilang begini, Peraturan tentang bangunan sudah berubah dan Renovasi rumah pun mesti bayar sama kaya anda Ngurus Sertifikat tanah atau pun saat anda membangun sebuah rumah dari awal(dari tanah kosong).
Edan….. “belum puas kali sama gaji yang setiap bulan Lu terima?” Kata-kata saya kemaren di Kecamatan. Dan mereka Cuma bilang dengan enaknya, “ Kami hanya menjalankan perintah atasan”. Berhubung dihidup saya yang saya takutin Cuma Tuhan, Orang tua dan Wanita, jadi spontan pikiran konyol saya mulai keluar dan anda tau apa yang saya bilang? “Satu Kecamatan Battle satu lawan satu sama gw juga gw sanggupin”. Dan dengan entengnya mereka Cuma bilang “sabar”, Dan sembari jalan nyamperin kantor atasannya gw Cuma bilang “ya, ya… urus lah hidup lu sama orang tua lu dan gw pun akan urus hidup gw sendiri”(itu bener-bener kata-kata yang saya ucapkan saking saya keselnya).
Dan setelah masuk ke kantor atasannya, ternyata lumayan lebih ramah dari pada anak buahnya. Dan setelah saya nyebutin nama saya ternyata dia kenal dengan Ayah saya yang dulunya pernah jadi Intel. Tapi berhubung masih Emosi, jadi kata-kata saya kemaren tetep masih kasar dan berasa ngajakin ribut. Dan setelah dia ng’jelasin panjang lebar yang saya sendiri males dengernya, akhirnya saya bilang ke dia, “OK, biarpun saya ga pernah denger peraturan yang mewajibkan orang yang merenovasi rumah mesti bayar ke Pemerintah, saya pastikan Kakak saya bakal tetep bayar sebagai Warga negara yang patuh hukum, Cuma bukan dengan mau Ng’rubuhin gtu aja donk caranya, apa ga bisa diomongin baik-baik. Dan klo sampe saya denger Rumah itu dirubuhin sama anak buah anda, jangan salahkan saya klo anda yang saya laporin ke Kantor Polisi”. Dan ga pake basa-basi ataupun ngucapin selamat siank, gw langsung bablas dari Kantor Kecamatan.
Gimana Penilaian anda? Sampe detik ini jujur saya masih ga ngerti dasar peraturannya itu yang mana karena dari semalem saya coba Googling pun ga ketemu peraturan tersebut. Dan biarpun Kakak saya mesti bayar, jujur saya sendiri masih Ng’rasa ga Ikhlas karena merasa dibodohi oleh Pemerintah. Dan yang terpenting, saya tetep ga suka dengan cara mereka yang mau Ng’rubuhin rumah tersebut(emank gw tinggal dilahan Pemerintah?).
Terakhir, saya Cuma mau minta tolong sama Sahabat DJ Site semua, itupun klo Sahabat semua bersedia, tolong kasih tau saya tentang peraturan tersebut klo emank peraturan itu ada….. dan klo ternyata peraturan itu emank ga ada, apa menurut anda kelakuan saya itu salah?
Oiya, sebelumnya saya lupa bilang klo hari ini saya ga akan bagi-bagi sertifikat dan mungkin Sertifikat Blogger Dari DJ Site [Part 4] akan saya teruskan diminggu mendatang. Tapi Hari ini saya bakal tetep memenuhi janji saya untuk merevisi Sertifikat yang salah milik Ica Puspita, soalnya saya ngasih nama Ica Puspitasari sebelumnya…maaf banget yach Ica hhe…. Udah aku ganti koQ dan dibawah ini Sertifikatnya:
Sertifikat Dengan Ukuran Asli Silahkan klik >>Disini<<
Nah, Buat sahabat DJ Site semua, tolong bantu jawah pertanyaan saya diatas yach….Happy Blogging Dan Selamat Menuju Akhir Pekan……………..
kadang peraturan di buat untuk di langgar kawan
ReplyDeleteironisnya yg melanggar malah yg buat aturan itu sendiri....
sungguh t e r l a l u . . .
wah, baru dengar tuh peraturan gitu sob..rumah om ane yg direnovasi gak bayar tuh...btw banner sobat dah ane pasang..pasang balik yah sob.. silakan cek disini
ReplyDeletesabar aj.. berdoa minta yang diatas mohon keadilan okey???
ReplyDeleteo yaw.. q tunggu sertifikat part ke 4... moga q dapat... amin.. :D
kalo peraturannya sih mmng gak ada tuh kang...
ReplyDeleteklo lbh jelas konsultasi dl sm orang yg ngerti dan paham akan maslah itu sendiri.siapa tau kita menemukan jawabannya...
klo mmng peraturannya tidak ada berarti itu salah satu bentuk pemerasan,dan sdh tentu ada pasalnya..bisa tuh di laporkan untuk ditindak lanjuti
Boleh juga tuh peraturannya ....
ReplyDeleteklo aq digituin, aq pasti langsung laporin hal tersebut via media cetak biar kebobrokan mereka segera ketahuan atasannya. coz aq jg prnh ngalami hal spt itu tp dg perusahaan, jd lgsg aja aq masukin via media cetak dan forum2 internet n akhirnya ketahuan atasannya n akhirnya mereka minta maaf....
ReplyDeletekalau emang rumah yang kita tempati resmi dan sah secara hukum, kenapa musti ada yang minta bayaran gitu ya, saya baru dengar juga, kan rumah kita udah kena pajak PBB...
ReplyDeleteWedan tenan.. Demo aja bro klo mo d robohin.. katanya mensejahterakan rakyat-nya.. eh ini malah malakin.. kapan INDONESIA jadi Negara yang bener2 Indah..
ReplyDeletePemimpin bukan melindungi tp mematikan rakyat-nya secara perlahan
ikut EMOSI q.. aneh2 aja nich
halo sahabat jujur 100% saya SANGAT SETUJU dan MENDUKUNG, karena kalau saya yang mengalami akan melakukan hal yang sama. Salam
ReplyDeletekayaknya peraturan gituan emang gak ada deh..
ReplyDeleteAllah yang bakal membalas semuanyaa....
ReplyDeleteAh itu c akal akalan orang dalem tuh. pemerintah mah kemungkinannya kecil kalau mau buat peraturan kayak gitu tanpa ada sosialisasi dulu. listrik mau naik aja rame di tipi. apa lage ini yang notabennya nyangkut tempat tinggal orang. Hahaha.. sabar aja kang. mungkin kebanyakan begadang dia nonton bola makanya bikin peraturannya ngelantur. ntar xlo WC dah selesai juga balik lage ke yang dulu.. hahaha.
ReplyDeletewaduh mau dibawah kemana negeri ini,saran saya kalau mau bayar sesuatu jangan dibawah tangan, lakukan hitam diatas putih...yakinlah bahwa dinegeri ini masih ada pejuang kebenaran walaupun itu segelitir....
ReplyDeleteSaya blm pernah dengar peraturan itu mas, coba mas konsultasi ke bidang pertanahan atau yang masih berhubungan dgn itu..jika memang peraturan itu gak ada alias di ada-adakan ,masukkin koran aja mas biar mereka kapok
ReplyDeleteUntuk mendirikan bangunan memang harus ada ijin yang dikeluarkan kepala Daerah Tingkat II ( Bupati/walikota ) yang disebut dengan Izin Mendirikan Bangunan ( IMB ).
ReplyDeleteDan prosedurnya tidak sulit dan tidak mahal ( disesuaikan dengan bentuk bangunan, bahan bangunan yang digunakan serta kelas lokasi bangunan/tanah ), kelas tanah di tentukan oleh Badan Pertananahan Nasional.
Renovasi rumah ( mengubah bentuk/luas ) memang harus memberitahukan kembali kepada pembuat ijin bangunan, tetapi tidak bayar dalam jumlah mahal.
Setahu saya hanya dikenakan biaya administrasi untuk biaya gambar bangunan dan surat keterangan baru. Bahkan biayanya tidak sampai 2% dari nilai bangunan.
Masalahnya aturan tersebut bisa berbeda untuk setiap kabupaten/kotamadya.
Mengenai emosi, saya nggak bisa komentar banyak mas. Kadang kalau lagi kesal emosi menjadi tidak terkendali.
Tetapi ada baiknya dikendalikan, ntar sampeyan juga yang rugi (sok nasehati ).
awal-awal membaca sudah buat bulu kuduk berdiri. ndak takut kasus prita terulang lagi, bang? :)
ReplyDeletemembaca postingan abang, memang saya ga pernah mengerti (tahu) peraturan secara pasti yang mengharuskan untuk "pembayaran damai".
ancamannya?
di rubuhkan uh..sadis!
ditempat saya, untuk peraturan resminya tidak ada (atau memang tidak pernah ada). bahwa untuk merenovasi rumah memang harus membayar sejumlah uang. alasannya sama seperti saat kita membayar PMB. jadi intinya, melihat dari postingan abang di atas plus hal yang terjadi ditempat saya. sepertinya ada peraturan yang ga jelas (dibaca : hukum tidak tertulis) yang "mewajibkan" membayar sejumlah kompensasi. itupun beragam, tergantung pemilik rumahnya. bukan tergantung berapa persennya.
berhubung di tempat saya termasuk di kabupaten, jadi "peraturan" tersebut berlaku ga seperti yang abang alami.
tentang komentar yang mengatakan, di masukkan koran saja. sepertinya ya jangan dulu. soalnya abang sendiri masih belum tahu pasti, apakah memang peraturan itu benar-benar ada, tapi belum disosialisasikan ataukah memang peraturan yang tidak tertulis. nanti yang repot malah abang sendiri :)
klo peraturannya yang kaya gitu ane baru denger kang...ane jadi ikut emosi nih kang denger cerita dari akang
ReplyDeleteHmmm..., bete banget pastinya yah fer. Emosi, kecewa dan marah sangat luar biasa apabila merasa hak2 kita *tanpa alasan yang jelas* diganggu oleh pihak2 *yang mungkin* tidak bertanggung jawab. Kalau saya sih tipikal orang yg simple dan praktis. Kalau sudah menyangkut hukum sih, mending pake jasa pengacara aja Fer yang emang dah ahlinya sehingga kita akan mendapatkan SOLUSI TERBAIK... *pengalaman pribadi aku*..hehhee
ReplyDeleteSabar dan tetap ikhtiar yah.. :)
Saya juga baru denger ada peraturan yang kaya gitu... Kalo saya cuma bisa bilang sabar.. Karena orang sabar disayang Tuhan.. Hehe..
ReplyDeleteKeadilan di indonesia memang lemah sekali, beda dengan negara2 lain yang sangat tegas dalam menyelesaikan suatu masalah. Semoga dengan adanya kasus dan masalah saat ini, Keadilan di indonesia dapat lebih baik dan becermin dari keadilan negara2 lain.
ReplyDeleteInfo: Untuk pembangunan rumah HARUS IZIN
ReplyDeleteUntuk Penambahan/renovasi cuma sekedar pemberitahuan.
Saya tinggal di Yogyakarta, pasca gempa puluhan ribu rumah rubuh, untuk pembangunan rumah memang ada survey dari kecamatan, kemudian belakangan rumah tetangga saya di renovasi ini itu tambah situ sini, dan memang benar ada aturan pemberitahuan, dalam hal ini katanya : untuk pemeriksaan kelayakan hunian.
Maka tetangga saya itu laporan kecamatan, tapi gratis kog bro, tidak sepeserpun keluar duit.
Soal Emosi >>> Kalau saya jadi situ, datang saja ke kecamatan lagi dan cari orang yang bilang "mau Rubuhin" rumah kakak itu, lalu bilang gini dengan santun: "pak ayuk saya antar kalau mau dirubuhin" ( aku jamin mikir 63523 keliling dia )
kalau ga gitu sambangin rumahnya, tanya penduduk sekitar, kapan terakhir dia renovasi rumah, cari datanya di kecamatan, bayar tidak dia?
Wah jadi ikut emosi nih aku :D
::Salam Hangat::
Amat disayangkan bila hal ini terjadi di jaman reformasi yang segala sesuatunya harus lebih bagus, tertib, taat pada hukum, maju dan disiplin. Era reformasi saat ini telah memasuki tahun ke-12. Memang tidak mudah untuk 'berubah' seperti membalik telapak tangan. Kaitannya dengan permasalahan ini harus diselesaikan dengan cara yang baik. Seingat saya, setiap pendirian rumah mesti dilengkapi dengan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Kami jadi teringat dengan peristiwa beberapa tahun yang lalu, sejumlah villa di kawasan Puncak Bogor dirobohkan dan digusur karena tidak memiliki IMB. Tentunya pada saat rumah dibangun oleh developer sudah ada IMB-nya. Nah, pada saat pemilik rumah melakukan renovasi tentunya bentuk bangunan dan konstruksinya telah berubah dari semula. Logika saya, bila bentuk bangunan berubah karena direnovasi, tentunya pemilik rumah harus 'memperbarui' IMB-nya. Dalam mengurus IMB ini ada 'biaya resmi' yang harus dibayar oleh pemohon IMB. 'Biaya resmi' ini masuk ke dalam Kas Daerah. Kalau di daerah kami yang mengurusi IMB ini adalah Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu.
ReplyDeleteSaya sama sekali tidak tahu menahu mas soal peraturan begini... tetapi kalau memang ada aturan demikian, setidaknya mas bisa minta dokumen tertulisnya... untuk memastikan...kalau mereka gak bisa nunjukin berarti mereka memang mengada-ada.
ReplyDeletejujur sob...ane juga geram baca postingan di DJ SITE kali ini...peraturan apa lagi tuh renovasi rumah bayar lagi ke kecamatan...pake ngancam mau ngerubuhin lagi...ente ga salah sob yg ente lakuin wajar kok,kalau boleh tahu ini di daerah mana sob...
ReplyDeleteWahhh sabarrr gannn.... Biarr mereka diperhitungkan olehh Alloh SWT! lebih berat dan hukumannya Neraka!!!!!!!!
ReplyDeleteSaya kok kurang tahu mengenai hal ini ya.. apa pemerintah tidak menyebarkan lewat media atau saya yang benar2 pas ngk ngeliat kalu ada peraturan tsb. Tapi benar-benar keterlaluan tu orang-orang... Mungkin Allah sedang menguji iman mereka dengan keadaan mereka yang sekarang, tapi Allah maha Adil, dibalik semua itu pasti ada hikmahnya buat keluarga km gan...
ReplyDeleteOrang2 kecamatan memang begitu, aku aja yang cuma mau perpanjangan KTP aja petugas yang nglayani kasar banget ga punya tata krama, jadi aku juga ga heran kalo mereka bilang mau maen robohin rumah orang.
ReplyDeleteNah masalah renovasi rumah, memang ada peraturan untuk melapor berkaitan dengan IMB. Aku tau ini karena 2006 silam gempa di jogja seperti yang sobat o0z bilang di atas dan kebetulan keluargaku juga mengalaminya.
Yang sangat di sayangkan dalam kasus ini adalah ga adanya Komunikasi, kenapa para Aparat atau para Keparat tu ga ngomong baek2 datang kerumah, nunjukin lah itu peraturannya bahwa harus gini harus gitu jika ada renovasi rumah, harusnya kan di omongin baik2, bukan malah ngancam kaya gitu, kalo aku jadi mas fer pasti nglakuin hal yang sama, sapa yang ga naek darah kalo di gituin, wajar menurutku
Salam Persahabatan....
ReplyDelete>> Aku sih sebetulnya ga paham tentang aturan seperti itu. Memang kadang, dalam kehidupan nyata Dinas/instansi pemerintahan sering aneh-aneh saja, tapi setelah aku kerja dan berkecimpung dengan masyarakat, ternyata semua itu terjadi karena telah terjadinya budaya yang ternyata menjadi rantai, minta dihargai seperti itulah bahasanya,sedangkan pernahkah kita lihat bersama diseragam mereka, ada tulisan "Pelayanan Masyarakat", huft... so, semangat sob!! rugi banget klo kita menghabiskan energi hanya untuk mikirin mereka yang tidak peduli dgn masyarakat!! Senyum yaaaaaa.... ^_^
wong cuma bangunan jelek di bawah tol dirubuhin 'orang berseragam ane juga esmosi.. apalagi kalo rumah saudara sendiri ..
ReplyDeletesetuju juga pendapat sobat Ooz, perlu juga sih di samperin rumah 'oknumnya' ..
hmm menurut feeling sotoy marotoy aku sih..sebenernyaa kalo cm izin renov doang gak mesti bayar kaliii..,kalo pun bayar sewajarnya aja ga ampe 10% dari harga rumah..itu sih sama aja MERRRES!!hehehe,...ntar ak tempeleng pak RTnya deh biar tobaat
ReplyDeletesetahu dan seingat saya, peraturan yang kayak gitu memang gak ada sob, itu kan akal-akalan mereka aja buat nyari uang tambahan.. tambah gokil aah aparat pemerintah..
ReplyDeletemau coba jawab...
ReplyDeleteklo yang aku tau yaa, kalo rumah direnovasi itu emang ada sih yang kudu dibayarin, cumaaaaa gak ke orang kecamatan atau kelurahan atau siapalah itu yang ada di jajaran situ,
nah itu tu kita yang dibayar itu adalah kenaikan IMBnya itu, kita kudu bayar ke dinas cipta karya atau dinas perijinan satu atap kalo di bogor sini sih ada itu dinas perijinan satu atap itu. itu kenaikan imb tu sekitar 1,9%.
nah trusss, selain imb ada juga yang kudu kita upgrade, apa tuuh? ya itu, data SPPT PBB kita, upgradenya itu di KPP alias kantor pelayanan pajak, itu juga demi kepentingan si empunya rumah, supaya luas bangunannya ditambahin, nah kalo suatu saat dijual khan sesuai tu dengan kenyataannya.
dengan dinaikkannya luas bangunan, so pajak bumi dan bangunannya nambah khaaan.. tapiii ini tuh dibayarnya juga gak di KPP tapi di bank langsung, sama dengan imb tadi.
jadi gak ada yang namanya rumah direnovasi itu tu yang repot orang kelurahan atau kecamatan.
kalo emang mereka ngotot, mintain aja peraturan jelasnya bisa kasih kagak nah mereka.
sabar, bro..
jangan kebawa emosi, nanti jadi gak ada beda sama preman dong, heu...
tenang tenang, yang pasti kalo kek gini nih kuncinya cuma satu, kita cari tau sejelas2nya dan sedetail2nya tentang ini trus kita paparin deh tuh di depan muka biar jelas gitu, jadi kita kudu lebih pinter istilahnya.
semangat yaaaa... :)
yes!!! inggris menang maaf baru kunjungan soalnya sibuk banget sob sama orderan..aku baca dulu ya
ReplyDeleteyang saya bingung kemana kolusi dan nepotismenya
ReplyDeletemaaf sobat saya borong komentar..soalnya maum minta izin,, begini sob, di bawah kan ada gambar tanda panah dan rumah saya mau minta izin ambil gambarnya mau di hosting ke photobucket soalnya gambarnya bagus..boleh ga??
ReplyDeleteYang menanam keburukan tunggu saja pembalasan di hari akhir nanti,..
ReplyDeleteKunjungan malem sob....!!! Chugy bisa maklum kalu emosi, mkin hal sama akan trjdi pd saya kalu posisi saya seperti si boz....!!!
ReplyDeleteTapi mang ada ya praturan kaya gitu...chugy masih kurang paham ma aturan seperti merenovsi rumah musti bayar ,,,, ?
Kamu konsultasi aja ama advokat yang bagus brow. kalo emang ternyata gag ada, kamu bbisa tuntut balik. peraturan hukum lawan pake hukum dan doa.
ReplyDeleteaku turut prihatin dengan kejadian yang kamu alami brow.
Wah saya aja yg baca sampe ikut emosi bro. Bener2 kelewatan aparat2 itu.
ReplyDeleteSeharusnya kalau memang peraturan itu berubah, ya disosialisasikan baik2 lah, ga bisa dong maen kayak preman malak orang.
Kayaknya saya jg bakal emosi klo saya digituin bro. Tp yg penting skarang sabar dulu. Liat2 perkembangan situasi..
thanks sharenya kawan, salam
ReplyDeleteyang ane paham bahwa kalau mendirikan bangunan mesti ada IMB alias ijin mendirikan bangunan. Ane pernah renovasi, ndak masalah keknya sob. Seharusnya pihak yang datang ke rumah itu menyodorkan atau membacakan peraturan tertulis tentang renovasi atau apalah sebutannya kepada pihak saudara Mas Ferdinand. Saran ane kalau aparat itu minta uang dan sejenisnya, maka pihak keluarga punya kewajiban mengetahui aturan dasar tertulis yang berkekuatan hukum bahwa kalau seseorang merenovasi bla ... bla maka dikenakan bla...bla. Akhirnya, semoga kita semua tidak dipermainkan oleh peraturan. Sabar dan Selamat berjuang Sob, suksessss
ReplyDeleteSaya bantuin cari di google tidak ada dasar hukum tentang renovasi rumah yang diharuskan membayar 10% dari harga rumah mas, itu bener2 keterlaluan.
ReplyDeleteSalut buat mas ferdinand
walah walah, aparat kok kek gitu yah..... sama deh ucapanku fer, selamat berjuang..... itu hak kalian kok jd jgn pnah tkt yah
ReplyDeletenegeri kita memang penuh dengan maling...!!
ReplyDeletejadi ya maklum aja...!
yang penting dasar kita bener maju terus...!
kalau perlu .. dipublikasikan aja biar semua orang tau..!
biar kapok...!
MIRIS benar2 miris...padahal mereka udah kaya tapi tetep aja kayak gitu..jujur saya sendiri juga belum pernag denger peraturan renovasi rumah harus bayar bos..welwh2 keterlaluan..saya cuma bisa prihatin n bilang sabara aja..
ReplyDeletesory baru mampir lagi bos..
jarinagan ane lelet gak bisa masuk blog..
Malam cak ferdy.
ReplyDeleteDihhhh amit-amittt! tuh orang gitu banget sihhh! Seenak jidat aja bikin peraturan! menjalankan perintah atasan? alesan klasik banget! aaaaaargh.. aku ikutan sewot nih kak!
ReplyDeleteMasalahnya rumahku juga abis direnovasi besar-besaran kok dan nggak perlu bayar sejumlah uang duluuuu...! :-@
Sabar ya kak ntar mereka juga kena batunya! ada-ada aja pake alasan ngerubuhin... ckckck...
Setelah sy baca dari atas sampe akhir.
ReplyDeleteKlo surat kepemilikan rumah sobat lengkap knp harus takut. Klo saya jadi anda, saya sudah melapor ke PORLES terlebih dahulu atas kasus pemerasan. Tapi tanah anda itu haknya ap? HM, HGU, HGB, HAK PAKAI atau lainnya. untuk kasus HGB brarti ada batas waktunya, ap sudah ditingakatkan menjadi SHM yang seluruhnya jadi kepemilikan?
Jangan pernah takut sob.
saya kurang begitu tau secara detail tentang masalah d atas. karena masih banayk pertanyaan. Saran saya klo pny teman/sodara yang fakultas Hukum yang sesuai bidangnya masalah ini. itu bisa dimanfaatkan untuk menolong sobat.
Peraturan itu ada atau tidaknya saya kurang begitu tau, tapi yang jelas sy baru denger kali ini ada peraturan Renovasi rumah kog diatariki uang. Klo kata saya kyaknya gak ad peraturan begitu, ayah saya insyiur kerjanya ya bangun2, tp sy sbgai anaknya gak pernah denger yang seperti itu.
Saran: jngan mudah menyerah, kalahkan mereka.
haL sama yang diaLami oLeh tetangga saya, sampai-sampai saya ikut campur karena memang pihak oknum petugas kecamatan tersebut sudah mengarah pada tindak pemerasan. haL tersebut akhirnya sampai saya tembuskan ke Komisi-A DPRD DKI Jakarta untuk meLakukan peLaporan dan aLhasiL oknum tersebut mendapat teguran keras, yakni dari Ibu Ida Mahmudah (Ketua Komisi) dan Hj. Yusriah Dzinnun (anggota Komisi).
ReplyDeletesebenarnya haL tersebut awaLnya kesaLahan dari pemiLik bangunan karena renovasi totaL tapi tanpa ijin ke pihak kecamatan, tapi karena oknum itu ada tindakan yang mengarah pada unsur pemerasan maka haL tersebut saya gunakan sebagai ceLah untuk mencari kesaLan mereka, hehehe... dan jadinya aturan harus bayar sekitar 2jt-an rupiah, akhirnya gratis tis tis.
mengenai peraturan renovasi rumah, memang benar ada aturan untuk meLakukan ijin ke tingkat kecamatan. namun ijin renovasi tersebut ada tahapan tertentu, misaLnya bangunan baru dan renovasi totaL atau penambahan Luas bangunan serta menambah tinggi (Lantai) pada bangunan, yang bertujuan pada bertambahnya niLai NJOP tanah dan bangunan. dan pembayaran tersebutpun ada ketentuannya di kantor kecamatan, bukan bayar secara koLusi.
namun untuk renovasi yang sifatnya ringan atau hanya sekedar, enggak perLu meLakukan haL tersebut. yakni cukup ijin ke pada ketua RT/RW setempat.
kiranya itu aja yang dapat saya sampaikan sebagai share dari pengaLaman sehari-hari. seLamat istirahat aja sob, dan agar Lebih banyak bersabar daLam menghadapi orang-orang seperti itu.
Nice...
ReplyDeleteDitunggu ya Sertificat Part 4nya mudahan saya dapat juga..
hmm,korupsi agak lama mumngkin dbasminya namun kita harus yakin bahwa segalanya akan bisa musnah jika ada niat
ReplyDeletesalam hangat dari blue
kalo menurut saya , sebaiknya pengembangnya di panggil juga, jadi bisa ngomong 3 pihak, saya juga baru tau ada peraturan kayak gitu, aneh :-/
ReplyDeleteRegards,
Ghustie Samosir
www.hanyainfo.blogspot.com
Khusus Dewasa Klik Disini dan Disini
Saya baru hal itu sobat.
ReplyDeletekalo masalah emosi --> mungkin jika saya jadi sobat melakukan hal yg sama.
kalau untuk peraturan 10 persen dari harga rumah belum pernah atau memang gak ada .... tapi kalau renovasi rumah ada peraturan untuk mengurus IMB ... itupun prosesnya gampang dan tidak berbelit ....
ReplyDeletedengan berat hati sejak malam ini blog gak mutu menyatakan ... .
korupsi lagi korupsi lagi.. masalah klasik indonesia yang tidak ada tanda tandanya akan diberantas,, diberantaspun kayaknya makin banyak aja.... btw, selamat ya atas awardnya.. hehe
ReplyDeleteberkunjung di pagi hari
ReplyDeleteterima kasih
aku juga benci korupsi
ReplyDeletegw setuju banget dengan Bos Ferdinan....
ReplyDeletegk perlu panjang lebar, karena ini komen urutan yg ke 58.... hehehe....
kayaknya kita perlu bikin banner
"BLOG Anti Korupsi Indonesia"
Gimana Bos????
kunjungan dan komen bali nya ditunggu...thanks..
astaga gile bener tuh orang.
ReplyDeleteaku gatau pasti bentuk renovasi yg sedang dilakukan, kalo cuma perbaikan sih gada aturan untuk melapor. tetapi kalo pelebaran sampai batas maksimal ke jalan, emang ada aturannya dalam IMB (Izin Mendirikan Bangunan) yang telah diatur dalam Perda.
Cuma tidak semudah itu untuk merubuhkan rumah org. Adalah hal yang tidak benar jika mereka datang malam2. Jelas ini PUNGLI dan PEMERASAN yang dilakukan dengan berkedok peraturan pemerintah.
Saran :
Lakukan perlawanan hukum, datangi Dinas Tata Kota setempat atau dinas yang menaungi IMB. Minta penjelasan yang sebenarnya.
Jelaskan bahwa keluarga keberatan dengan cara yang dilakukan oknum tsb.
Coba cek lagi bro, apa bener mereka org kecamatan. Coba tanya2 ke kantornya.
(komentar ini berdasarkan pengalaman temenku)
renovasi pelebaran bangunan termasuk dalam aturan IMB
ReplyDeletekalo mau, jebak aja bro.
kasi duit sedikit dulu, minta teken kwitansi. siapkan kamera perekam tersembunyi.
begitu dapat barang bukti, laporkan ke Inspektorat (dahulu namanya BAWASKAB atau BAWASKO), lapor juga ke Bupati/Walikotanya) atau ke polisi sekalian.
Simpan barang bukti asli
caranya yang salah sahabat masa malam-malam datang begitu, semua urusan kantor itu siang hari, memang sekarang mau merenovasi rumah harus ngurus IMB lagi tapi jumlahnya nggak sampe 10 % nilai rumah gitu itumah memeras namanya dan bayarnya juga bukan di kecamatan saya setuju ama bang Atta
ReplyDeletesetuju dengan saran attataya yang kedua tu. jebak aja!
ReplyDeleteSaya juga mungkin akan beraksi seperti itu kalo dihadapkan pada situasi ini...
ReplyDeletewahh... parah banget ya mas.. laporkan polisi aja mas. itu namanya udah perampokan tuh.
ReplyDeletekalo saya disitu , wah bisa2 emosi saya..
saya setuju sama sarannya mas atta diatas.
cuma mw nanya, udah beres masalah rumahnya, bang? :D
ReplyDelete@ All: makasih atas perhatian dan jawabannya......
ReplyDeletewohoooo sabar kang fer :)
ReplyDeleteMental penjajah sob.... klo ada buktinya laporin aja ke media n polisi...... or KPK....
ReplyDeleteSudah seharusnya Pemerintah (klo emang niat) membasmi korupsi mencontoh RRC.
ReplyDeleteKalo gitu mending laporan sama teroris aja biar kecamatannya di bom.kalo daerah udah g aman begitu udah pasti g betah pejabat2daerah nya brengsek.goblog
ReplyDelete